Selepas Kau Pergi I

 Tak terasa tiga tahun telah berlalu, sejak peristiwa kelam yang membuat batinku terkoyak yang seakan membuat semangat dalam hidupku hampir sirna. Peristiwa yang membuatku kehilangan

sosok penyemangat dalam hidup yang sangat berarti bagiku.

Kisahku berawal semasa aku masih anak-anak, saat aku menjalin persahabatan dengan gadis yang baik hati serta cantik parasnya. Namanya Aulia Hikmah Ramadhani biasa ku panggil Aulia. Gadis kelahiran Soppeng 1 Desember 1994 itu, telah berhasil membuatku mengerti memahami arti persahabatan yang sesungguhnya. Dia mampu membuat hari-hariku jadi lebih berwarna dan tak bias dipungkiri dia mampu mengukir senyum diwajahku setiap harinya.

  Saat tamat di bangku sekolah dasar ,aku dan Aulia harus berpisah karena orang tua Aulia harus pindah tugas ke Soppeng, terpaksa dia harus melanjutkan sekolah di Soppeng. Namun itu bukan masalah bagi kami, walaupun terpisah oleh jarak yang cukup jauh, tapi komunikasi tetap berjalan dengan lancar, bahkan setiap akhir pekan kami bergantian pergi berkunjung.

  Namun sejak kami duduk di kelas 8 SMP, entah mengapa persahabatan kami mulai agak renggan. Aku tak tahu apa sebabnya, dia seperti menghindar dariku. Setiap aku hubungi baik melalui SMS atau telpon, dia tak pernah merespondnya. Tapi aku tak akan menyerah hanya karena hal seperti itu.

   Melihat sikap Aulia yang seperti itu, hatiku  rasanya tak tenang, akhirnya ku putuskan untuk menemui Aulia langsung dan menanyakan apa sebenarnya yang terjadi kenapa dia selalu menghindar dariku. Dan kebetulan hari ini tanggal 28 Maret, hari ulang tahunku, jadi aku bermaksud merayakannya dengan pesta kembang api bersama Aulia.

  Walaupun sedikit kurang enak badan, hari itu aku berangkat ke Soppeng dengan hanya berbekal sekotak kembang api dan beberapa kotak kue yang ku buat sendiri bersama ibu.

  Sesampainya di sana…………………………………………………….

Bukan kebahagian yang ku dapat, malah sebuah realita yang sukar untuk ku percaya……………ku dapati bendera putih yang tertancap di halaman rumah Aulia. Entah apa yang ku pikirkan saat itu, aku tak tahu lagi…………………batinku seakan berkecamuk, tak percaya dengan apa yang kulihat di hadapanku.

  Dalam keadaan setengah sadar, aku langsung berlari masuk ke dalam,menerobos sekumpulan orang-orang yang ada di halaman rumah Aulia saat itu, sekotak kembang api yang ada di tangan telah jatuh berhamburan.

  Sesampainya di dalam, ku dapati tubuh Aulia yang tergeletak tak berdaya, wajah yang dulu penuh keceriaan yang tak pernah lepas dari senyum yang selalu menghiasi wajahnya, sekarang menjadi pucat pasih diam membisu, namun senyum itu tetap ada. Dia begitu damai……tanpa sadar hatiku menjerit “ oh Tuhan…………….inikah hadiah ulang tahunku???? Aku tak sanggup menerimanya Tuhan…..!!!!!!!!!sebagai gantinya, ambil saja aku Tuhan………….jangan dia!!! Dia terlalu baik, dia terlalu berharga untukku!!!!”

  Sungguh………………aku tak mampu menerima kenyataan itu, entah dapat kekuatan dari mana, aku langsung memeluk tubuh Aulia yang tergeletak di hadapanku. Aku tak mampu lagi menahan perasaanku, aku menangis meluapkan semua kepedihanku hingga dada ini terasa sesak.

  Saat aku terjebak dalam perasaanku, tiba-tiba sebuah tangan menghapus air mata yang telah membasahi wajahku. Tangan itu, tangan tante Yuli, ibu Aulia yang juga terpuruk dalam duka yang sama denganku. Bagaimana tidak, anak semata wayangnya yang sangat dia sayangi telah di panggil oleh yang maha kuasa.

  Setelah acara pemakaman selesai, tante Yuli menceritakan semuanya padaku. Ternyata Aulia meninggal karena penyakit kanker otak yang dideritanya. Dia tidak pernah membalas smsku atau menerima telponku karena saat itu dia sedang koma di rumah sakit. Jujur aku merasa kecewa saat mengetahui semua hal itu. Aku kecewa karena orang yang ku anggap saudara tidak pernah memberitahuku tentang penderitaan yang selama ini ia rasakan sendiri. Sebagai sahabat, aku juga ingin mendampingi saudaraku melewati kesusahannya. Bukan hanya waktu dia bahagia. Namun tante Yuli menjelaskan padaku, bahwa Aulia sengaja merahasiakan semua itu padaku hanya karena dia tidak ingin melihatku larut dalam kesedihan.

………………………………………………………………………………………………saat pulang dari Soppeng, aku terus memikirkan Aulia, hingga aku lupa kehidupanku sendiri. Aku juga mulai sakit-sakitan. Hingga akhirnya ku putuskan untuk berhenti sekolah dan tinggal di rumah mengurung diri.

  Tepat satu tahun Aulia pergi meninggalkanku, pada tanggal yang sama, hari ulang tahunku……aku berangkat ke Soppeng untuk mengunjungi makam Aulia. Di sana ku sempatkan diriku bermalam di rumah tante Yuli, mengenang semua kenangan indah bersama saudaraku yang pernah kami lalui. Di sana aku sempat mengunjungi taman kecil yang menjadi tempat bermain kami. Di sana masih berdiri kokoh pohon yang aku tanam bersama Aulia saat kami masih berada di sekolah dasar.

  Karena ku merasa sudah cukup puas, aku kuputuskan untuk pulang. Dan tanpa sepengetahuanku, ternyata orang tuaku telah mendaftarkanku di salah satu pesantren yang cukup terkenal kedisiplinannya. Walaupun dalam hati ada rasa terpaksa………….. namun. aku tak ingin mengecewakan kedua orang tuaku yang telah begitu baik padaku. Aku tahu mereka juga bersedih melihat tingkahku yang seperti itu. Akhirnya, ku setuju melanjutkan sekolahku kembali.

  Disana, aku mendapat banyak teman baru, namun sampai sekarang belum ada yang mampu menggantikan posisi Aulia bagiku.

  Setelah tamat di pesantren, aku melanjutkan sekolahku di salah satu sekolah yang cukup terkemuka, dan disana aku menempati kelas yang bisa disebut kelas khusus.

  Saat hari pertama di kelas baruku………………..entah apa yang terjadi saat itu, seseorang yang tak ku kenal dengan ramah dan penuh senyum mengajak teman sebangkuku berkenalan.

  Saat mendengar suara itu, aku merasa suara itu tak asing di telingaku…….suara itu yang selalu menghiburku dan menyanyikan alunan melodi yang menghibur hatiku saat ku bersedih. Suara yang telah lama tak terngiang di telingaku.

  Walaupun ku tak percaya, ku beranikan diri berbalik ke belakang. Dan ya Allah……………………sungguh,……………aku tak mampu mempercayai apa yang kulihat.

  Sahabat yang sering melantunkan alunan melodi indah yang menyejukkan hati seakan hidup kembali.

Dalam hatiku timbul berjuta tanya. Apa maksud dari semua ini???mengapa aku menemukanmu pada diri dua orang yang tak kukenal??? Inikah maksud dari janjimu yang mengatakan bahwa kau tidak akan pernah meninggalkanku??? Tapi mengapa harus seperti ini??? Haruskah aku bahagia melihatmu hidup kembali??? Tapi jujur, aku tak sanggup melihatmu hidup tapi tak mengenalku sebagai saudaramu!!!!

THE END

Anganku serasa melayang

Untaian kata tak mampu

 Lagi terucap

Irama derap langkah kaki,tak mampu lagi terdengar

Alunan melodi yang begitu indah telah sumbang

Hilanglah sudah harapan untuk hidup

Indah masa lalu,hanya tinggal

Kenangan yang membekas di hati

Masa indah tentang persahabatan

Antara dua insan

Hancur sudah tersapu derasnya ombak

Rasa duka dan kehilangan

Akan figur penyemangat dalam hidup

Membuat api semangat telah padam

Dan aku tak pernah tahu

Adakah keadilan untukku???

Namun itulah hidupku……….

Itulah takdir yang harus aku jalani

Leave a comment